Tanjung Selor, 17 Februari 2025 – Pertemuan Jaringan Masyarakat Sipil (JMS) Kalimantan Utara yang digelar pada 17 Februari di Kantor SKALA, Tanjung Selor, menjadi bukti nyata semakin kuatnya semangat kolaborasi antar berbagai elemen masyarakat sipil. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari SKALA, PUSPA, OPD, serta berbagai kelompok masyarakat rentan lainnya, yang bersama-sama merumuskan gagasan dan perspektif baru untuk pengembangan program kerja bagi lima kelompok prioritas.
Dimulai pukul 19:00 WITA, pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari rapat penguatan forum JMS yang sebelumnya diadakan pada 6 Februari. Acara dibuka oleh Ketua PUSPA Kaltara, Ibu Fanny Sumajouw, S.Psi., Psi., yang menegaskan pentingnya komunikasi yang efektif dan harmonis dalam menyempurnakan program-program yang akan dibahas lebih lanjut dalam Agenda Perencanaan Inklusif tingkat daerah pada akhir Februari mendatang.
Ketua Yayasan Almarhamah Kalimantan Utara, Zulfunun, menyampaikan harapannya, "Semoga kolaborasi ini semakin solid dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Kalimantan Utara."
Sejak awal pembentukannya, JMS Kalimantan Utara telah menunjukkan kiprah yang luar biasa, salah satunya dengan berhasil mendorong pengesahan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 17 tentang Disabilitas. Perda ini menjadi tonggak penting dalam perlindungan hak-hak penyandang disabilitas di wilayah ini. Namun, Bapak Nurul selaku Provincial Leader SKALA menekankan pentingnya terus memperkuat tata kelola lembaga agar JMS dapat berperan lebih maksimal dalam pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Gambar 1.1
“Meski beberapa pencapaian besar telah diraih, penguatan tata kelola lembaga tetap menjadi kunci utama agar peran JMS semakin optimal,” ujarnya.
Dalam pertemuan ini, dua agenda utama disepakati sebagai tindak lanjut:
1. Penyempurnaan usulan kelompok untuk Musrenbang pada 21 Februari 2025.
2. Pertemuan lanjutan untuk finalisasi usulan kelompok Musrenbang pada 23 Februari 2025.
Sebagai fasilitator pertemuan, SKALA berperan penting dalam mempertemukan berbagai pihak dan memperkaya wawasan peserta dengan perspektif yang beragam. Salah satu peserta mengungkapkan, “Kami mendapatkan banyak wawasan baru dari setiap kelompok yang hadir. Ini membuktikan bahwa keberagaman perspektif justru memperkaya solusi bagi tantangan yang ada.”
Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi yang semakin menguat, diharapkan seluruh usulan dan perspektif yang telah dibahas dalam pertemuan ini dapat ditindaklanjuti secara bersama-sama. Hal ini menjadi langkah nyata menuju tata kelola yang lebih baik dan kesejahteraan yang lebih merata bagi seluruh lapisan masyarakat Kalimantan Utara. Dengan semangat kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan perubahan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi masa depan daerah ini.
