Almarhamah – Komitmen Almarhamah sebagai Mitra Pengelola Zakat (MPZ) Dompet Dhuafa dalam menjaga integritas dan profesionalisme pengelolaan dana umat kembali dibuktikan. Pada Rabu (17/12/2025), tiga amil utusan Almarhamah resmi diwisuda dalam ajang Certified Amil Development Program (CADP) 2025. Perhelatan ini merupakan kolaborasi strategis antara Dompet Dhuafa, IMZ, Forum Zakat (FOZ), dan Sekolah Amil Indonesia (SAI).
Kelulusan ini diraih setelah para peserta melewati pelatihan intensif selama tiga bulan guna meningkatkan kompetensi manajerial dan teknis pengelolaan zakat. Prestasi gemilang ditorehkan oleh Almarhamah, di mana seluruh amilnya berhasil meraih predikat A. Bahkan, salah satu amil Almarhamah, yaitu Achmad Yusuf Surya Wibawa, dinobatkan sebagai Peserta Terbaik CADP 2025 dan berhak menerima beasiswa penuh Sertifikasi Amil Kualifikasi 3 dari Lembaga Sertifikasi Profesi Keuangan Syariah (LSPKS).
Menanggapi capaian luar biasa ini, Achmad Yusuf mengungkapkan rasa syukur dan pandangannya mengenai esensi dari program CADP tersebut.
Achmad Yusuf Surya, peserta CADP dari MPZ Almarhamah
"Program CADP ini bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan kawah candradimuka bagi kami untuk mempertajam nalar dan nurani sebagai amil. Kami belajar bahwa mengelola dana umat bukan hanya soal distribusi, tapi soal strategi transformasi. Harapan saya ke depan, kompetensi ini dapat langsung diimplementasikan di Almarhamah agar kehadiran kami semakin dirasakan nyata manfaatnya, mampu memberikan solusi yang presisi bagi mustahik, dan terus menjaga kepercayaan muzakki dengan tata kelola yang jauh lebih modern dan profesional," ujar Yusuf.
Transformasi Filantropi Berbasis Dampak
Dalam prosesi wisuda tersebut, Ketua Dewan Pengawas Syariah Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, menyampaikan inspiring speech yang sangat mendalam bertajuk "Beyond Charity: Transformasi Filantropi ZIS Menjadi Solusi Sosial-Ekonomi Berbasis Dampak".
Terdapat beberapa poin utama transformasi yang harus dipahami oleh para amil:
- Melampaui Sekadar Berbagi: Zakat tidak boleh hanya dipandang sebagai aktivitas karitatif (santunan) sesaat, melainkan harus dikelola secara strategis untuk menjawab akar masalah kemiskinan.
- Kemandirian Ekonomi: Filantropi Islam harus berperan sebagai motor penggerak ekonomi mikro agar masyarakat tidak terus bergantung pada bantuan, melainkan mampu mandiri secara finansial.
Amil Sebagai Agent of Change
Senada dengan hal tersebut, Ibu Etika Setiawanti selaku Sekretaris Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika, dalam keynote speech-nya menekankan peran vital amil sebagai Agent of Change (Agen Perubahan). Beliau menegaskan bahwa kompetensi yang telah diasah selama tiga bulan merupakan modal utama untuk menjalankan amanah secara profesional, transparan, dan akuntabel.
"Seorang amil adalah jembatan kepercayaan. Dengan kompetensi yang mumpuni, amil harus mampu menghadirkan solusi nyata bagi problematika masyarakat sekaligus menjaga tata kelola yang bersih," ungkap Ibu Etika.
Keberhasilan tiga amilnya meraih prestasi puncak menjadi bukti nyata keseriusan Almarhamah dalam mengelola dana Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS). Dengan sumber daya manusia yang telah tersertifikasi secara nasional, Almarhamah memastikan bahwa setiap rupiah dana umat dikelola dengan prinsip:
- Aman Syariah: Sesuai dengan tuntunan hukum Islam.
- Aman Regulasi: Patuh terhadap aturan perundang-undangan di Indonesia.
- Aman NKRI: Berkontribusi positif pada pembangunan dan stabilitas nasional.
Seluruh dana ZIS tersebut diimplementasikan melalui 5 Pilar Program Utama yang menyasar aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, dan dakwah. Melalui pencapaian ini, Almarhamah siap melangkah di tahun 2026 sebagai lembaga filantropi yang lebih tangguh, akuntabel, dan berdampak luas bagi kemaslahatan umat.
