
Tarakan - Program Sekolah Lansia Nurani kembali digelar dengan sukses pada pertemuan ke-4 yang berlangsung pada Senin, 3 November 2025, di Perpustakaan Daerah Kota Tarakan. Kegiatan kali ini mengangkat tema “Konsep Penuaan & Motivasi untuk Lansia” dengan menghadirkan narasumber Bunda Fanny Sumajouw, seorang psikolog sekaligus Ketua Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Kalimantan Utara.
Bunda Fanny Sumajouw selaku pemateri pada kegiatan Sekolah Lansia NURANI Pertemuan ke-4
Dalam penyampaiannya, Bunda Fanny menjelaskan bahwa proses penuaan merupakan fase alami yang harus diterima dengan penuh kesadaran dan kesiapan mental. Ia menekankan pentingnya menjaga kesehatan fisik, mental, dan spiritual agar para lansia tetap merasa bahagia dan produktif di masa lanjut usia.
“Menjadi lansia bukan berarti berhenti berkarya, justru saatnya memberi teladan dan inspirasi bagi generasi muda,” ujarnya.
Selain sebagai psikolog, Bunda Fanny juga dikenal sebagai Owner Pondok Terapi Anak Bunda Fanny dan Founder Yayasan Bening Hati. Pengalaman panjangnya di dunia psikologi dan pemberdayaan sosial membuat penyampaian materinya terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari para peserta. Ia juga mengajak peserta untuk mengenali tanda-tanda penuaan positif yang dapat membantu menjaga keseimbangan hidup.
Para peserta aktif dalam kegiatan dan antusias bertanya terhadap pemateri
Para peserta lansia yang hadir tampak antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. Mereka tidak hanya mendengarkan pemaparan, tetapi juga terlibat aktif dalam sesi tanya jawab dan berbagi pengalaman tentang bagaimana menghadapi masa tua dengan bahagia. Beberapa peserta bahkan mengungkapkan rasa syukur karena mendapatkan banyak wawasan baru tentang menjaga semangat hidup.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Sekolah Lansia Nurani yang digagas oleh Yayasan almarhamah Indonesia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup para lansia melalui pembelajaran, aktivitas sosial, dan pendampingan psikologis yang berkelanjutan. Setiap pertemuan menghadirkan tema berbeda yang relevan dengan kebutuhan lansia masa kini.
Penyerahan sertifikat penghargaan dari wali kelas sekolah lansia NURANI kepada pemateri
Wali Kelas Sekolah Lansia Nurani Fitri mengungkapkan, keberhasilan kegiatan ini tidak lepas dari kolaborasi berbagai pihak, termasuk dukungan tenaga profesional, relawan, serta instansi yang peduli terhadap kesejahteraan lansia di Kalimantan Utara. Dengan metode pembelajaran interaktif, peserta merasa dihargai, diperhatikan, dan termotivasi untuk menjalani hari-hari dengan penuh semangat.
Fitri juga menyampaikan bahwa Sekolah Lansia Nurani bukan hanya tempat belajar, tetapi juga menjadi ruang silaturahmi dan penguatan mental bagi para peserta.
“Kami ingin setiap lansia merasa berharga, sehat, dan bahagia di masa tuanya,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dengan tema yang semakin variatif.
Dengan berakhirnya pertemuan ke-4 ini, Sekolah Lansia Nurani kembali menegaskan komitmennya untuk menjadi wadah yang ramah, inspiratif, dan edukatif bagi para lansia di Tarakan. Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan foto bersama seluruh peserta serta narasumber, sebagai bentuk kebersamaan dan semangat untuk terus menebar manfaat di usia senja.







