Tarakan, 11 Desember 2025 — Sekolah Lansia NURANI kembali menggelar pertemuan rutinnya dengan menghadirkan materi kesehatan yang sangat relevan bagi peserta lanjut usia. Dalam pertemuan ke-7 ini, Dewi Wijayanti, S.Kep., Ns., M.Kep., dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan, menjadi pemateri utama dengan topik Diabetes Melitus.
Dalam pemaparannya, Dewi menjelaskan bahwa diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang paling banyak dialami lansia, sehingga diperlukan pemahaman yang tepat terkait pola makan, aktivitas fisik, serta pemantauan kadar gula darah. Menurutnya, banyak lansia yang belum menyadari tanda-tanda awal diabetes sehingga penanganan sering terlambat.
Dewi juga menekankan pentingnya deteksi dini. Ia menjelaskan ciri-ciri umum seperti sering haus, sering buang air kecil, berat badan menurun tanpa sebab, dan mudah lelah. Edukasi ini mendapat perhatian besar dari peserta yang mengaku kerap merasakan gejala serupa namun mengabaikannya.
Selain itu, para peserta mendapatkan penjelasan mengenai pengelolaan diabetes melalui pengaturan pola makan. Dewi menyoroti bahwa lansia perlu memperhatikan asupan gula, memilih makanan berserat tinggi, serta membatasi konsumsi karbohidrat sederhana. Anjuran tersebut disampaikan dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami.
Materi dilanjutkan dengan pembahasan mengenai pentingnya aktivitas fisik bagi penderita diabetes. Dewi mengingatkan bahwa olahraga ringan seperti jalan kaki 20–30 menit per hari dapat membantu menstabilkan kadar gula dan menjaga kesehatan jantung. Ia juga memberikan contoh jenis aktivitas yang aman dilakukan lansia.
Pada sesi tanya jawab, peserta terlihat sangat antusias, mengajukan berbagai pertanyaan terkait obat diabetes, pilihan makanan, hingga cara mencegah komplikasi. Dewi menjawab satu per satu dengan jelas, menekankan bahwa disiplin dalam menjalani pola hidup sehat merupakan kunci utama.
Kegiatan ini diakhiri dengan pesan penting bahwa diabetes bukan akhir dari segalanya. Dengan edukasi yang benar dan pendampingan yang konsisten, lansia dapat tetap beraktivitas dengan baik dan menjaga kualitas hidupnya. Para peserta menyatakan bahwa materi ini sangat membantu karena langsung berkaitan dengan kondisi kesehatan mereka sehari-hari.
Melalui kegiatan edukasi rutin seperti ini, Sekolah Lansia NURANI terus berkomitmen memberikan ruang belajar yang ramah, aman, dan bermanfaat bagi para lansia di Tarakan. Kami mengajak berbagai pihak—instansi, kampus, komunitas kesehatan, dan masyarakat umum—untuk berkolaborasi bersama menghadirkan program-program yang memperkuat kualitas hidup lansia di Kota Tarakan.
